Seorang perancang merancang suatu model dengan
menggunakan coretan di kertas kosong. Segala hal yang telah dilihat oleh sang
perancang hingga saat itu menjadi dasar gagasan sumber rancangannya pada waktu
tersebut. Hal ini karena setiap bentuk dan lekuk di alam ini pun sebuah
rancangan. Tak ada perancang, yang adalah seorang manusia, mampu merancang
sesuatu yang belum pernah mereka lihat atau ketahui.
Mari
kita telaah jalan yang ditempuh suatu rancangan dalam pembentukan sebuah
rancangan baru. Pertama, perancang menentukan
bahan dan tujuan dari perancangan. Selanjutnya sang perancang menentukan yang
mungkin akan memakainya, kebutuhan pemakai tersebut, dan tentunya arah
perancangan.
Di
antara semua bidang kerja di dunia, perancang barang-barang industri mungkin adalah
kalangan yang memerlukan adanya bahan, walau dengan jumlah minimal, ketika
bekerja. Ini karena di samping kerja keras, suatu rancangan yang baik terutama
memerlukan penentuan gagasan yang cerdas atau seluk-beluk pendukungnya selama
proses mengerjakannya. Mula-mula, seorang perancang membutuhkan tak lebih dari
selembar kertas kosong dan sebuah pena. Ketika membuat rancangan ini, ia tentu
mengkaji dan menjadikan contoh-contoh sebelumnya sebagai model.
Seorang
perancang membuat corat-coret ratusan pilihan berbeda selama berbulan-bulan.
Kemudian gagasan-gagasan ini dikaji, dan dari sekalian banyak, yang paling
bermanfaat dan bernilai seni dipilih untuk diproduksi, setelah itulah perincian
produksi yang tepat dipelajari.
Mula-mula
suatu model perbandingan produk itu dibuat, yang diubah dari gagasan berbentuk
gambar ke dalam bentuk sesungguhnya. Setelah perbaikan selanjutnya, suatu model
dengan ukuran sebenarnya dari produk itu pun dibuat. Seluruh proses ini mungkin
memerlukan bertahun-tahun. Selama waktu ini, suatu model juga dicoba dan diuji
agar pemakai terbiasa.
Suatu
rancangan baru yang diperkenalkan ke pasar biasanya mula-mula dinilai dari
penampilannya oleh pengguna (konsumen). Secara umum hal penentu utama dalam
penjualan suatu barang adalah penampilan, yakni bentuk, warna, dan sebagainya,
baru yang kedua, manfaatnya.
Oleh
sebab itu, proses dari pemikiran awal hingga produksi ini sangatlah panjang.
Sebenarnya, Pemilik satu-satunya dari seluruh rancangan adalah Yang mempunyai
kekuasaan atas segala sesuatu. Allah menciptakan seluruh makhluk dengan
sempurna dengan satu perintah saja: “Jadilah.” Ini disebutkan dalam ayat
berikut:
Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia
berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan
kepadanya, “Jadilah!” Lalu jadilah ia. (Surat Al-Baqarah: 117)
Kemampuan
menciptakan dari ketiadaan dan tanpa awal hanya milik Allah semata. Bahkan,
manusia perancang itu sendiri adalah suatu ciptaan-Nya yang mengagumkan. Allah
telah menciptakan makhluk dan manusia dari ketiadaan dan menganugerahi manusia
keahlian merancang.
Dalam
banyak hal yang kita anggap adalah hasil rancangan manusia, ada sumbernya di
alam. Bentuk-bentuk dan produk-produk teknologi yang muncul melalui penelitian
tahun demi tahun telah ada di alam selama jutaan tahun.
Sadar
akan kenyataan tersebut, para perancang, arsitek, dan ilmuwan memilih untuk
mengikuti sifat-sifat yang dicontohkan di dalam ciptaan Allah dalam merancang
produk baru.
Serangga dan Teknologi Robot
Tidak
hanya arsitek yang memanfaatkan pengkajian terhadap penciptaan. Para insinyur
yang mengembangkan teknologi robot juga meneliti serangga sebagai sumber ilham.
Robot yang dibangun berdasarkan kaki serangga terbukti dapat berdiri dengan
keseimbangan yang lebih baik. Ketika bantalan penghisap dipasangkan pada
kaki-kaki robot ini, mereka mampu memanjat dinding layaknya seekor lalat. Suatu
robot yang dikembangkan oleh sebuah perusahaan Jepang mampu berjalan di
langit-langit layaknya serangga. Perusahaan tersebut menggunakan robot ini
untuk memeriksa bagian bawah jembatan dengan menggunakan sensor yang
ditempelkan ke badannya.45
Angkatan
bersenjata Amerika diketahui meneliti mesin-mesin yang amat kecil (mesin mikro)
sejak lama. Menurut Professor Johannes Smith, suatu motor yang berukuran kurang
dari 0,039 inci (1 milimeter) mampu menggerakkan suatu robot seukuran semut.
Robot seperti ini sedang dipertimbangkan untuk digunakan sebagai pasukan kecil
yang terdiri atas robot-robot yang menyerupai semut untuk menembus dari balik
pertahanan lawan tanpa diketahui dan merusak mesin-mesin jet, radar dan pusat
komputer. Dua perusahaan industri terbesar di Jepang, Mitsubishi dan
Matsushita, telah mengambil langkah awal untuk bekerja sama dalam bidang
tersebut. Hasil dari kerjasama tersebut adalah robot yang amat kecil dengan
berat 0,015 ons (0,42 gram) dan berjalan dengan kecepatan 13 kaki (4 meter) per
menit.
Kitin: Bahan Pembungkus yang Sempurna
Serangga
merupakan makhluk dengan jumlah terbesar di dunia, yang terutama karena
tubuhnya sangat tahan terhadap banyak keadaan lingkungan yang merugikan. Salah
satu penyebab daya tahan mereka adalah bahan kitin yang membentuk rangka
mereka.
Kitin
sangat ringan dan tipis. Serangga tidak pernah mengalami kesulitan dalam
merawatnya. Meskipun bahan ini membungkus tubuh bagian luar saja, namun cukup
kokoh untuk menjadi kerangka. Pada saat yang sama, bahan ini juga sangat
lentur. Ia dapat digerakkan dengan otot-otot yang menempel padanya dari dalam
tubuh. Hal ini tidak hanya memperbaiki gerakan yang cepat dari serangga ini
namun juga mengurangi dampak benturan luar. Bahan ini tahan air karena selubung
luar khusus, yang tidak membiarkan rembesan cairan tubuh apa pun.46 Bahan ini tidak terpengaruh oleh panas maupun
pancaran cahaya. Biasanya, warnanya sangat mirip dengan lingkungannya.
Kadang-kadang bahan ini memberi peringatan melalui warna terangnya.
Apa
yang terjadi jika bahan seperti kitin digunakan oleh pesawat terbang dan
pesawat luar angkasa? Memang, ini adalah impian banyak ilmuwan.
Bentuk Sempurna Sel Darah Merah
Sel
darah merah bertanggung jawab mengangkut oksigen dalam darah. Oksigen diangkut
dalam darah oleh hemoglobin yang tersimpan di dalam sel darah merah. Semakin
luas permukaan sel ini, maka semakin banyak pula oksigen yang mampu diangkut.
Karena sel darah merah harus bergerak di dalam pembuluh-pembuluh halus,
volumenya harus sekecil mungkin, yakni harus mempunyai permukaan terbesar
dengan volume terkecil. Dengan demikian, sel darah merah dirancang khusus untuk
memenuhi syarat ini: mereka berbentuk datar, bulat, dan pipih di kedua sisinya,
dan menyerupai bundaran keju Swiss yang ditekan di kedua pinggirnya. Ini adalah
bentuk yang mempunyai permukaan selebar mungkin dengan volume terkecil. Setiap
sel merah dapat membawa 300 juta molekul hemoglobin karena bentuk ini. Di
samping itu, sel merah dapat melewati pembuluh halus terkecil dan pori-pori
tersempit karena kelenturannya. 47
Mata Berwarna pada Ikan Balon
Ikan
balon terdapat di perairan hangat di wilayah Asia Tenggara. Ketika jumlah
cahaya yang berlebihan menimpanya, mata-mata ikan ini bertindak sebagai
“kacamata surya kimiawi.” Mata-mata ikan sepanjang 1 inci (2,5 sentimeter) ini
menunjukkan sifat yang mirip dengan lensa fotokrom, yang warnanya bisa lebih
atau kurang terang tergantung kuatnya cahaya.
Sistem
ini bekerja sebagai berikut: ketika ikan ini menghadapi cahaya berlebihan,
sel-sel berwarna yang disebut “kromatofora” yang terletak di sekitar lapisan
bening (kornea) mata, mulai mengeluarkan pewarna (pigmen) kekuningan. Pigmen
ini menutupi mata ini dan bertindak sebagai saringan yang mengurangi terangnya
cahaya, yang memungkinkan ikan melihat lebih tepat. Di perairan gelap, pigmen
ini lenyap dan mata menerima jumlah cahaya sebanyak mungkin. 48
Jelaslah
bahwa sistem ini merupakan hasil dari suatu rancangan sadar. Sel-sel yang
melepaskan atau melenyapkan pigmen ini diatur dengan seksama dan tidak dapat
dianggap sebagai hasil kebetulan. Ini merupakan bukti kesempurnaan ciptaan
Allah, sehingga bentuk alat tubuh rumit hingga seluk beluk terkecil seperti
mata harus dilengkapi dengan sistem pewarnaan sempurna seperti ini.
RANCANGAN SISTEM GERAK PADA MAKHLUK HIDUP
Seringkali
rancangan sistem gerak jauh lebih menantang bagi para perancang dibandingkan
sistem yang diam. Sebagai contoh, masalah-masalah yang dihadapi dalam
perancangan suatu bor tangan jauh lebih banyak dibanding hanya sebuah kendi.
Hal ini karena bor tangan didasarkan pada manfaatnya, sedangkan kendi hanya
pada bentuknya, sedang rancangan yang bertujuan untuk manfaat lebih rumit.
Setiap bagian rancangan harus mempunyai suatu manfaat untuk tujuan yang telah
tertentu. Tidak adanya atau tidak bekerjanya satu bagian saja mengakibatkan
sistem tersebut tak berguna.
Rancangan
dengan kesalahan seperti itu akan terancam gagal. Sistem gerak yang dirancang
oleh manusia secara umum mempunyai banyak cacat dibandingkan yang pada umumnya
diyakini. Banyak dari
sistem-sistem ini telah dirancang dengan coba-coba. Meskipun beberapa kesalahan
telah dihilangkan selama tahap perencanaan awal hingga pengenalan produk ke
pasar, tidak semua kerusakan dapat dicegah.
Alasan
yang sama tidak bisa diterapkan pada sistem gerak di alam. Semua sistem gerak
di seluruh makhluk adalah sempurna. Allah telah menciptakan semua makhluk
dengan sempurna. Mari kita amati lebih dekat beberapa contoh dari ciptaan yang
sempurna ini.
Tengkorak Burung Pelatuk
Burung
Pelatuk memakan serangga dan larva, yang berada di dalam batang pohon yang
dilubanginya dengan mematuk. Mereka mengukir sarang mereka untuk menempati
pohon-pohon yang tumbuh baik, yang memerlukan keahlian memahat sama hebatnya
dengan tukang kayu.
Burung
pelatuk berbintik besar bisa membuat sembilan atau sepuluh tatahan setiap
detik. Jumlah ini meningkat hingga lima belas sampai dua puluh pada jenis
burung pelatuk yang lebih kecil, yang salah satunya adalah burung pelatuk
hijau.
Ketika
burung pelatuk hijau membuat lubang untuk sarangnya, kecepatan kerja paruhnya
dapat melebihi 62 mil per jam (100 kilometer/jam). Kecepatan tersebut tidak
mempengaruhi otaknya sama sekali, yang ukurannya hanya sebesar buah ceri. Jeda
antara dua tatahan paruhnya lebih kecil dari seperseribu detik. Ketika mulai
mematuk, kepala dan paruhnya berada tepat sama datar, sehingga kemiringan
terkecil pun dapat menyebabkan kerusakan parah pada otak.
Akibat
melakukan tatahan ini tidak ada bedanya dengan membenturkan kepala ke dinding
beton. Diperlukan rancangan yang luar biasa agar otak burung tersebut tidak
terluka. Tulang tengkorak sebagian besar burung merupakan satu kesatuan yang
utuh, dan paruh bekerja dengan gerakan rahang bawah. Namun sebaliknya, paruh
dan tengkorak burung pelatuk dipisahkan oleh jaringan lunak berpori yang
meredam guncangan akibat benturan tadi. Jaringan yang lentur ini bekerja lebih
baik daripada peredam kejut pada kendaraan bermotor. Keunggulan bahan tersebut
berasal dari kemampuannya meredam benturan yang sangat singkat lalu
mengembalikan dirinya ke keadaan awal dengan cepat. Kemampuan ini dipertahankan
bahkan ketika hampir sembilan hingga sepuluh tatahan dibuat per detik. Bahan
ini jauh lebih unggul dibanding bahan yang dikembangkan dengan teknologi
modern. Pemisahan paruh dari tengkorak dengan cara yang luar biasa ini
memungkinkan penyekat yang memegang otak burung pelatuk untuk bergerak menjauh
dari paruh atas selama mematuk, dan ini berperan sebagai gerak kedua untuk
meredam guncangan. 49
Kutu: Rancangan Sempurna untuk Melompat
Seekor
kutu dapat melompat melebihi 100 kali tinggi badannya, yang sebanding dengan
manusia yang melompat setinggi 660 kaki (200 meter). Bahkan, kutu dapat melakukan
lompatan seperti itu berulang-ulang tanpa istirahat selama 78 jam. Pada
umumnya, kutu tidak akan mendarat dengan kakinya setelah lompatan kelima, ia
mendarat dengan punggung atau kepalanya. Meskipun demikian, ia tetap tidak
menjadi pusing atau terluka, yang disebabkan adanya rancangan khusus pada
tubuhnya.
Kerangka
serangga ini tidak berada di dalam tubuhnya. Kerangkanya terdiri atas lapisan
keras senyawa yang disebut sklerotin, yang membungkus keseluruhan tubuhnya dan
melekat pada kitin. Sejumlah besar lempengan keras dengan gerak terbatas
membentuk rangka luarnya, yang meredam sekaligus menghilangkan guncangan ketika
melompat.
Di
sisi lain, kutu tidak memiliki pembuluh darah apa pun. Bagian dalam seluruh
tubuhnya tubuhnya mengambang dalam darah yang cair dan bening, yang bertindak
sebagai bantalan pelindung seluruh alat-alat bagian dalam dan menjadikannya
kebal terhadap lompatan mengguncang yang mendadak. Darahnya dibersihkan oleh
pori-pori udara yang tersebar di seluruh tubuhnya. Ini menghilangkan kebutuhan
adanya pompa raksasa untuk terus-menerus memompa oksigen. Jantungnya berbentuk
seperti tabung dan berdetak lambat sehingga lompatan tidak berpengaruh padanya
sama sekali.
Para
ilmuwan menemukan melalui penelitian bahwa otot kaki kutu tidak sekuat yang
dibutuhkan oleh lompatannya. Kemampuan luar biasa yang dimiliki kutu ini
dimungkinkan karena adanya suatu sistem pegas yang terdapat pada kakinya, yang
bekerja karena adanya protein berbentuk karet yang disebut “resilin,” tempat
kutu menyimpan energi geraknya. Sifat istimewa zat ini adalah kemampuannya
untuk melepaskan saat peregangan hingga 97% energi yang disimpan di dalamnya.
Bahan paling lentur yang terdapat di pasaran saat ini hanya memiliki kekuatan
85% dari resilin. Bahan lentur tersebut ditempatkan di bagian bawah kaki
belakang besar makhluk kecil ini dalam suatu bantalan mungil. Kutu membutuhkan
sekitar sepersepuluh detik untuk menekan bahan ini ketika ia menekuk kakinya
untuk bersiap melakukan lompatan. Suatu bentuk yang menyerupai roda bergigi
mempertahankan lipatan kaki hingga ototnya dikendurkan dan bentuk seperti pegas
mendorong lompatan melalui energi yang tersimpan di dalam resilin yang
diubahnya menjadi sebuah lompatan yang luar biasa.
Kumbang Penggerek dan Gerak Pengeborannya
Kumbang
penggerek hidup di dalam buah pohon ek. Terdapat moncong yang cukup panjang
pada kepala serangga ini, yang sebenarnya melebihi panjang tubuhnya. Di ujung
moncong ini ia mempunyai gerigi yang kecil tapi sangat tajam seperti gigi.
Pada
waktu tertentu, serangga ini membuat moncong ini mendatar, searah dengan
tubuhnya, sehingga tidak mengganggunya ketika berjalan. Namun ketika ia berada
di buah ek, ia akan memiringkan moncongnya sedemikian rupa ke arah buah
tersebut. Serangga memutar kepalanya dari satu sisi ke sisi lain, menggerakkan
moncongnya, yang mulai mengebor buah ek. Kepala serangga ini merupakan bentuk
rancangan yang sempurna untuk pekerjaan tersebut dan menunjukkan tingkat
kelenturan yang luar biasa.
Ketika
mengebor dengan moncongnya, ia sekaligus memakan bagian dalam buah ek. Walau
demikian, ia tetap meninggalkan bagian yang terbanyak untuk keturunan mereka.
Setelah mengebor, serangga ini meninggalkan satu telur di buah tersebut dengan
memasukkannya melalui lubangnya. Di dalam buah ek, telur menjadi larva dan
mulai memakannya. Semakin banyak makan, ia semakin besar; semakin besar,
semakin banyak pula makannya.
Kegiatan
makan ini berlanjut hingga buah tersebut jatuh dari cabangnya, yang merupakan
tanda bagi larva untuk meninggalkannya. Dengan giginya yang kuat, ia
memperbesar lubang yang dibuatkan induknya. Larva yang sangat gemuk ini akan
keluar dari buah ek dengan perjuangan yang berat. Sekarang tujuan larva adalah
membuat liang sedalam 10–12 inci (25–30 sentimeter) di tanah. Di sanalah ia
menjadi kepompong dan menunggu selama satu hingga lima tahun. Ketika ia telah
tumbuh dewasa sepenuhnya, ia memanjat dan mulai mengebor buah ek pula.
Perbedaan masa kepompong tergantung pada pertumbuhan baru buah ek di pohon.50 Daur hidup yang menarik dari kumbang penggerek
ini adalah bukti lain dari kesempurnaan ciptaan Allah, sehingga menggugurkan
dugaan-dugaan teori evolusi. Setiap gerak serangga telah dirancang dengan
rencana tertentu. Moncong pengebor, gigi pemotong di ujungnya, bentuk lentur
kepalanya yang membantu pengeboran, tidak dapat diterangkan hanya dengan
kebetulan dan “seleksi alamiah.” Moncong yang panjang hanya akan menjadi
rintangan yang berat dan merugikan jika tidak dapat dimanfaatkan dengan sukses
untuk pengeboran, yang menjadi alasan mengapa hal tersebut tidak bisa
diperdebatkan telah menjalani evolusi “tahap demi tahap.”
Di sisi lain, alat-alat tubuh dan naluri yang
dimiliki larva menggambarkan kerumitan di tingkat terkecil dari suatu proses.
Larva harus memiliki geligi yang cukup kuat untuk melubangi jalan keluar dari
buah ek, harus “mengetahui” menggali hingga dalam tanah, dan harus “menunggu”
di sana dengan sabar.
Jika
sebaliknya yang terjadi, maka makhluk ini tidak akan selamat bahkan akan punah.
Semua hal tersebut tidak dapat dijelaskan sebagai kejadian kebetulan,
sebaliknya memperlihatkan bahwa penciptaan makhluk tersebut menunjukkan
kebijakan yang Maha Bijaksana.
Allah
telah menciptakan makhluk ini dengan alat tubuh dan naluri yang sempurna.
Dia-lah Allah “Sang Pencipta” segala sesuatunya. (Surat al-Hasyr:24)
Ekor Cambuk pada Bakteri
Beberapa
bakteri menggunakan alat menyerupai cambuk yang disebut ekor cambuk (flagel)
untuk bergerak di lingkungan berair. Alat ini tertanam pada membran sel dan
memungkinkan bakteri untuk bergerak ke arah yang ditentukannya dengan kecepatan
tertentu.
Para
ilmuwan telah cukup lama mengetahui keberadaan ekor cambuk ini. Walaupun
demikian, perincian tentang bentuknya, yang baru muncul sekitar sepuluh tahun
terakhir ini telah menjadi kejutan besar bagi mereka. Telah ditemukan bahwa
ekor cambuk bergerak dengan menggunakan “motor hidup” yang sangat rumit dan
bukannya dengan gerak getaran sederhana sebagaimana diyakini sebelumnya.
Mesin yang menyerupai baling-baling ini dibuat
dengan prinsip yang sama dengan motor listrik. Ada dua bagian utama padanya:
satu bagian bergerak (“rotor”) dan satu bagian diam (“stator”).
Ekor cambuk bakteri berbeda dengan sistem
kehidupan lainnya yang menghasilkan gerak mekanik. Sel ini tidak memanfaatkan
energi yang tersedia yang tersimpan di dalam molekul ATP. Sebaliknya, ia
memiliki sumber tenaga khusus: bakteri menggunakan energi dari aliran ion yang
menembus membran sel terluarnya. Bentuk bagian dalam motor ini sangat rumit.
Sekitar 240 protein yang berbeda bekerja membangun ekor cambuk. Setiap protein
ditempatkan dengan kecermatan tinggi. Para ilmuwan telah menetapkan bahwa
protein-protein tersebut membawa sinyal yang menghidupkan atau mematikan motor,
membentuk suatu persendian yang mendukung pergerakan yang bentuknya sangat
kecil, dan mendorong protein lainnya yang menghubungkan ekor cambuk dengan
membran sel. Model-model yang dibuat untuk menyimpulkan kerja sistem tersebut
sudah cukup untuk menggambarkan kerumitan sistem ini.53
Bentuk ekor cambuk bakteri yang rumit ini dengan
sendirinya sudah cukup untuk meruntuhkan teori evolusi, karena ekor cambuk
mempunyai bentuk rumit yang tak tersederhanakan. Seandainya satu molekul
tunggal dalam bentuk yang amat rumit ini lenyap, atau rusak, ekor cambuk itu
tidak akan bekerja dan tak akan bisa digunakan oleh bakteri. Ekor cambuk harus
telah bekerja sempurna dari waktu pertama keberadaannya. Kenyataan ini kembali
mengungkap omong kosong penilaian teori evolusi mengenai “perkembangan tahap
demi tahap.”
Ekor cambuk bakteri merupakan bukti nyata bahwa bahkan
pada makhluk yang dianggap “terbelakang,” terdapat rancangan yang luar biasa.
Dengan semakin mendalamnya umat manusia mengetahui perinciannya, semakin nyata
pulalah bahwa makhluk yang oleh ilmuwan abad ke-19, termasuk Darwin, dianggap
sebagai yang tersederhana, sebenarnya sama rumitnya dengan makhluk lain. Dengan
kata lain, begitu kesempurnaan penciptaan semakin jelas, sia-sianya usaha
menemukan penjelasan lain atas penciptaan akan semakin jelas pula.
Rancangan pada Lumba-Lumba
Lumba-lumba dan ikan paus bernapas dengan
menggunakan paru-paru sebagaimana halnya hewan menyusui lainnya, yang berarti
mereka tidak dapat bernapas di dalam air seperti ikan. Karena itulah mereka
dengan teratur berenang ke permukaan. Lubang semburan yang terletak di atas kepalanya
berguna untuk menghirup udara. Alat ini dirancang sedemikian rupa agar ketika
binatang ini menyelam ke dalam air, lubang tersebut menutup secara otomatis
dengan tutup khusus untuk mencegah masuknya air. Tutup tersebut secara otomatis
akan membuka lagi ketika lumba-lumba berada di permukaan air.
Sistem yang Membantu Tidur tanpa Tenggelam
Lumba-lumba mengisi 80-90% dari paru-parunya
dengan udara setiap kali mereka bernapas. Sebaliknya, pada kebanyakan manusia
perbandingannya hanya sekitar 15%. Bernapasnya lumba-lumba merupakan suatu
kegiatan sadar dan tidak terjadi dengan sendirinya sebagaimana halnya hewan
menyusui.54
Dengan kata lain, lumba-lumba dengan sadar
memutuskan untuk bernapas sebagaimana kita memutuskan untuk berjalan. Terdapat
suatu sistem khusus untuk mencegah kematiannya ketika tidur di bawah permukaan
air. Lumba-lumba yang tidur menggunakan sisi otak bagian kiri dan kanan
bergantian selama sekitar 15 menit. Ketika salah satu sisi tersebut tidur,
lumba-lumba menggunakan sisi yang lain untuk berenang ke permukaan dan
bernapas.
Moncong lumba-lumba yang berbentuk paruh ini
merupakan ciri lain yang meningkatkan kemampuan berenangnya. Hewan ini
menggunakan sedikit tenaga untuk membelah air dan berenang pada kecepatan lebih
tinggi. Kapal-kapal modern juga menggunakan haluan yang serupa dengan moncong
hidung lumba-lumba yang dirancang dengan pola yang memperlancar aliran air untuk meningkatkan kecepatan kapal sebagaimana halnya
lumba-lumba.
Kehidupan Bermasyarakat Lumba-lumba
Lumba-lumba hidup dalam suatu kelompok yang
sangat besar. Untuk perlindungan, lumba-lumba betina dan bayi-bayinya
ditempatkan di tengah kelompok. Ikan yang sakit tidak ditinggalkan sendiri,
melainkan tetap diurus oleh kelompok tersebut hingga mati. Ikatan yang saling
berketergantungan ini terbentuk sejak hari pertama bayi lumba-lumba bergabung
dalam kelompoknya.
Bayi lumba-lumba dilahirkan dengan mengeluarkan
ekornya terlebih dahulu. Dengan cara
ini sang bayi tetap mendapat pasokan oksigen selama persalinan. Ketika pada
akhirnya kepalanya keluar, lumba-lumba yang baru lahir tersebut menuju
permukaan untuk menghirup udara pertamanya. Pada umumnya, selama persalinan,
betina lain menemani induk yang melahirkan itu.
Induk
lumba-lumba mulai merawat bayinya segera setelah lahir. Bayi lumba-lumba, yang
bibirnya belum mampu menghisap, mendapatkan susu melalui dua tempat yang keluar
dari sebuah celah pada permukaan perut sang induk. Ketika ia membuka dengan
perlahan bagian ini, susu itu pun keluar. Bayi lumba-lumba meminum lusinan
liter susu setiap hari. Sejumlah 50% dari susu tersebut mengandung lemak
(bandingkan dengan 15 % lemak pada susu ternak), yang dengan cepat bekerja
membangun lapisan kulit yang dibutuhkan untuk mengatur suhu tubuh. Betina
lainnya juga membantu sang bayi sewaktu menyelam dengan cepat, dengan mendorong
mereka ke bawah. Bayi lumba-lumba yang baru lahir juga diajarkan mengenai
berburu dan menggunakan sonar penentuan tempat dengan gema yang dimilikinya,
sebuah proses pendidikan yang berlangsung selama bertahun-tahun. Ada kalanya,
lumba-lumba muda tidak akan meninggalkan suatu anggota keluarga hingga 30
tahun.
Sistem Pencegahan Kejang
Lumba-lumba
mampu menyelam ke kedalaman yang tak tertandingi oleh manusia. Pemegang rekor
untuk ini adalah suatu jenis ikan paus yang mampu menyelam hingga kedalaman
9900 kaki (3000 meter) dalam sekali napas. Baik lumba-lumba maupun ikan paus
diciptakan cocok untuk cara menyelam seperti ini. Ekor pipihnya membuatnya
menyelam dan menuju permukaan jauh lebih mudah.
Segi
lain dari rancangan untuk menyelam ini adalah pada paru-paru mereka: ketika
mereka menyelam semakin dalam, berat air di atasnya, yakni tekanannya, akan
meningkat. Tekanan udara di dalam paru-paru juga akan meningkat untuk
mengimbangi tekanan di luar tubuhnya. Jika tekanan yang sama dikenakan pada
paru-paru manusia, maka manusia dengan mudah akan binasa. Untuk mengatasi
bahaya ini, terdapat suatu sistem pertahanan khusus yang terdapat pada tubuh
lumba-lumba: bronkus dan alveolus (sel udara) di dalam paru-paru lumba-lumba
dilindungi oleh rantai tulang rawan yang sangat tinggi daya tahannya.
Contoh
lain mengenai kesempurnaan penciptaan tubuh lumba-lumba adalah sistem yang
mencegah terjadinya kejang. Ketika sang penyelam naik ke permukaan terlalu
cepat, mereka akan menghadapi bahaya tersebut. Sebab kejang ini adalah masuknya
udara langsung ke dalam darah dan terbentuknya gelembung udara di dalam nadi.
Gelembung udara ini dapat menyebabkan kematian karena mencegah peredaran darah.
Ikan paus dan lumba-lumba ternyata justru tidak menghadapi bahaya seperti itu
meskipun mereka juga bernapas dengan menggunakan paru-paru. Ini karena mereka
menyelam dengan paru-paru yang tidak dipenuhi udara, melainkan kosong. Karena
tidak terdapat udara di dalam paru-paru mereka, mereka tidak akan mengalami resiko
terjadinya kejang.
Meskipun
demikian, hal tersebut menimbulkan pertanyaan: jika mereka tidak memiliki udara
dalam paru-parunya, mengapa mereka tidak mati lemas karena kekurangan oksigen?
Jawabannya
pertanyaan ini terdapat pada protein “mioglobin” yang ditemukan pada jaringan
otot mereka dalam jumlah besar. Protein mioglobin memiliki daya ikat oksigen
yang tinggi, sehingga oksigen yang diperlukan oleh hewan ini tidak disimpan di
dalam paru-paru melainkan langsung di dalam otot mereka. Lumba-lumba dan ikan
paus dapat berenang tanpa bernapas selama waktu yang panjang, dan dapat
menyelam sedalam yang mereka mau. Manusia juga memiliki protein mioglobin,
namun hal itu tidak menghasilkan keadaan yang sama karena volumenya jauh lebih
kecil. Penyesuaian biokimia yang khas pada lumba-lumba dan ikan paus tersebut,
tentu merupakan bukti nyata tentang perencanaan yang sengaja. Allah telah
menciptakan hewan menyusui di laut, seperti halnya hewan-hewan lainnya, dengan
bentuk tubuh yang paling sesuai dengan keadaan tempat mereka tinggal.
Pompa pada Jerapah
Seekor
jerapah dengan tingginya yang mendekati 16,5 kaki (5 meter), merupakan salah
satu makhluk terbesar. Untuk mempertahankan diri, hewan ini harus mengirimkan
darah ke otak yang terletak 6,6 kaki (2 meter) di atas jantungnya. Akibatnya,
jantung jerapah harus cukup kuat memompa darah dengan tekanan 350 mmHg.
Sistem
yang bertenaga ini, yang pada umumnya dapat membunuh manusia, terdiri atas
suatu ruang khusus, dan terbungkus dengan jaringan halus untuk mengurangi akibat
mematikan.
Dalam
bagian antara kepala dan jantung terdapat sistem berbentuk “U” yang terdiri
atas pembuluh naik dan turun. Darah yang mengalir dalam pembuluh dengan arah
berlawanan akan setimbang dengan sendirinya, sehingga menyelamatkan hewan ini
dari tekanan darah tinggi yang berbahaya yang dapat mengakibatkan pendarahan
dalam.
Bagian
di bawah jantung, khususnya kaki dan telapak kaki, membutuhkan perlindungan
khusus. Ketebalan tambahan kulit jerapah pada kaki dan telapaknya mencegah
akibat merugikan karena tekanan darah yang tinggi. Di samping itu, terdapat
katup-katup di dalam pembuluh yang membantu mengatur tekanan.
Bahaya
terbesar adalah ketika hewan ini menurunkan kepalanya ke tanah untuk minum air.
Tekanan darah, yang biasanya tinggi dan cukup menyebabkan pendarahan dalam,
sekarang bahkan akan meningkat lagi. Sekalipun demikian, terdapat suatu alat
yang digunakan untuk melawan akibat ini. Suatu cairan khusus yang disebut
cairan serebrospinal (cairan otak dan tulang belakang), yang membasahi otak dan
tulang belakang itu sendiri, menghasilkan tekanan balik untuk mencegah
kerusakan atau kebocoran pada pembuluh darah halus. Sebagai tambahan, terdapat
katup periksa searah yang menutup ketika hewan ini menurunkan kepalanya. Katup
ini mengurangi aliran darah dengan meyakinkan, sehingga jerapah dapat minum
dengan aman dan kemudian mengangkat kepalanya lagi. Untuk menghindari bahaya
tekanan darah tinggi, pembuluh jerapah sangat tebal dan diciptakan
berlapis-lapis.
Rancangan Strategi Pertahanan Lebah Madu
Tawon
raksasa di Jepang merupakan musuh terbesar bagi lebah madu Eropa. Tiga puluh
tawon yang menyerang sarang lebah madu dapat membunuh sekitar 30.000 lebah
dalam 3 jam. Namun lebah madu diciptakan dengan cara pertahanan yang sempurna.
Ketika
seekor tawon menemukan suatu kelompok baru lebah madu, ia menyampaikan berita
tersebut kepada yang lainnya dengan mengeluarkan bau khusus. Bau yang sama juga
diketahui oleh lebah madu, yang mulai berkumpul di mulut sarang untuk
mempertahankan diri. Ketika
seekor tawon bergerak mendekat, sekitar 500 lebah madu akan mengepungnya dengan
segera. Mereka mulai menggetarkan tubuhnya dan meningkatkan suhu tubuhnya. Hal
ini, bagi tawon, terasa seperti terperangkap di dalam oven dan pada akhirnya
sang tawon pun mati. Dalam gambar film yang peka terhadap panas yang
memperlihatkan serangan ini, suhu daerah putih bisa mencapai 118ºF (48ºC). Suhu
setinggi itu dapat ditahan oleh lebah madu, namun mematikan bagi tawon.55
Keajaiban Perkembangbiakan Katak
Banyak
yang beranggapan bahwa katak berkembang biak dengan bertelur dan pertumbuhan
berudu. Padahal, ada banyak jenis lain cara perkembangbiakan katak yang di
antaranya sangat mengejutkan.
Katak
telah diciptakan dengan ciri yang memungkinkannya bertahan hidup dalam berbagai
bentuk lingkungan. Karena
itu, mereka dapat hidup di setiap benua, kecuali Antartika. Terdapat
jenis-jenis katak yang hidup di padang pasir, hutan, padang rumput, dan di
Himalaya serta Andes, yang ketinggiannya melebihi 16.500 kaki (5000 m). Jumlah
terbanyak tersebar di sepanjang wilayah-wilayah tropis. Sekitar 40 jenis katak
telah dikenali tiap 0,8 mil persegi (2 kilometer persegi) bagian hutan hujan.
Pada
beberapa jenis katak, hanya katak jantan yang merawat katak yang baru lahir,
sedangkan pada jenis lain, hanya betina yang melakukan atau keduanya.
Contohnya, katak panah beracun jantan di Kostarika terus mengawasi dan menunggu
telur yang akan menetas, hingga 10-12 hari. Dengan usaha yang luar biasa,
berudu yang baru lahir memanjat dan menempel di punggung induknya dengan erat,
sehingga terlihat seakan mereka menyatu. Kemudian sang induk memanjat pohon
dari jenis bromelia di hutan. Bunga-bunga dari pohon ini berbentuk piala yang
menghadap ke langit dan berisi air. Sang induk melepas katak yang baru lahir
tadi ke dalam bunga tersebut, tempat mereka tumbuh dengan aman.
Karena
tidak terdapat makanan di perairan tersebut, sang induk sering menempatkan
telur-telurnya yang belum dibuahi di dalam bunga tersebut untuk katak-katak
yang baru lahir tadi. Berudu memakan telur-telur ini, yang kaya akan protein
dan karbohidrat.56
“Katak
gladiator” adalah jenis lain yang mempertahankan wilayah tempat telurnya
berada. Katak-katak jantan dari jenis ini telah diciptakan dengan suatu jalu
seperti jepitan di ibu jarinya, yang mereka gunakan untuk menyobek kulit katak
jantan yang mengganggu.
Kodok
kecil Afrika jantan (Nectophyrne afra) membuat sarang dari lumpur, yang
diisi air sehingga membentuk kolam di pinggiran danau atau pada sungai berarus
lambat. Katak ini membuat lapisan yang rapuh atau lapisan tipis di permukaan
air tempat telur-telur menempel sendiri. Dengan cara ini, telur berada di
permukaan air untuk menghirup oksigen. Karena getaran kecil yang diakibatkan
oleh katak lain atau seekor capung yang pernah terbang melaluinya dapat merusak
selaput tipis tersebut dan menenggelamkan telur ke dasar air, yang akan
membuatnya mati karena kekurangan oksigen, katak jantan melindungi telur-telur
tersebut. Ketika menjaga, ia memukulkan kakinya ke air untuk menambah aliran
oksigen melalui selaput telur.
Jenis
lain, yang disebut katak kaca karena bentuknya yang bening, tidak mengawasi
telurnya. Allah mengilhamkan cara lain kepada katak ini. Mereka meninggalkan
sekelompok telur di bebatuan dan tumbuhan pada danau tropis atau sungai-sungai.
Ketika telur tersebut menetas, berudu langsung jatuh ke air.
Semua
kesadaran dan pola perilaku pengorbanan diri yang berbeda-beda, yang
ditunjukkan oleh jenis katak yang berbeda sebagai usaha menjaga berudu yang
baru lahir ini telah meruntuhkan dugaan dasar Darwinisme. Pendapat Darwinisme
bahwa semua makhluk hidup melakukan perjuangan untuk diri sendiri dan egois
untuk bertahan hidup, tak pelak lagi menemukan akhirnya setelah menyaksikan
usaha suatu katak mempertahankan keturunannya yang baru lahir. Bahkan, perilaku
cerdas yang diperlihatkan oleh makhluk tersebut tidak dapat dijelaskan sebagai
peristiwa kebetulan sebagaimana yang diduga oleh Darwinisme. Semua itu adalah
pertanda yang jelas bahwa makhluk hidup telah diciptakan oleh Allah dan
diarahkan dengan naluri yang diilhamkan-Nya kepada mereka. Allah menyatakan
dalam Al Qur’an bahwa terdapat bukti yang nyata pada makhluk hidup untuk
seluruh manusia:
Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang
bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum
yang meyakini (Surat al-Jatsiyah: 4)
Katak yang Dilahirkan di dalam Lambung
Cara
berkembang biak yang luar biasa pada jenis katak yang bernama Rheobatrachus
silus merupakan contoh lain dari rancangan
sempurna dalam ciptaan Allah. Katak betina Rheobatrachus menelan
telur-telurnya setelah dibuahi, bukan untuk memakannya, melainkan untuk
melindunginya. Berudu yang menetas tetap berada dan tumbuh di dalam lambung
selama enam minggu pertama sejak menetas. Bagaimana mungkin mereka dapat tetap berada di
dalam perut induknya begitu lama tanpa tercerna?
Suatu
sistem yang sempurna telah diciptakan untuk memungkinkan mereka melakukan itu.
Pertama, sang induk berpuasa selama enam minggu, yang berarti lambung
dikhususkan hanya untuk berudu. Meskipun demikian, bahaya lainnya adalah
pelepasan asam hidroklorat dan pepsin secara teratur di dalam lambung. Zat-zat
kimia tersebut tentu akan segera membunuh anak-anak katak ini. Sekalipun
begitu, hal ini tercegah karena suatu alat yang sangat khusus. Cairan di dalam
lambung induk dinetralkan oleh zat seperti hormon prostaglandin E2, yang
mula-mula dikeluarkan oleh cangkang telur dan kemudian oleh berudu. Oleh sebab itu, berudu tumbuh dengan
sehat, meskipun mereka berenang di kolam asam.
Bagaimana
berudu makan di dalam lambung yang kosong? Pemecahannya pun sudah dipikirkan
pula. Telur jenis ini begitu besar dibanding telur jenis lainnya, karena telur
ini mengandung kuning telur yang sangat kaya akan protein, yang cukup untuk
memberi makan berudu selama enam minggu. Waktu kelahiran pun dirancang
sesempurna mungkin pula. Kerongkongan katak
betina membuka seperti halnya vagina hewan menyusui selama melahirkan. Ketika
katak muda muncul, baik kerongkongan maupun lambung katak betina akan kembali
normal dan katak betina pun mulai makan kembali.57
Sistem
perkembangbiakan Rheobatrachus silus yang ajaib ini dengan tegas telah
meruntuhkan teori evolusi, karena sistem ini rumit hingga perincian
terkecilnya. Setiap tahap harus terjadi secara utuh agar katak dapat bertahan
hidup. Sang induk harus menelan telurnya, dan harus berhenti makan selama 6
minggu. Telur harus melepaskan zat seperti hormon untuk menetralkan keasaman
lambung. Tambahan kuning telur tambahan yang kaya kaya protein pada telur
merupakan kebutuhan lain. Pembukaan kerongkongan katak betina tidak bisa
terjadi secara kebetulan. Jika semua hal tersebut tidak dapat terjadi dengan
urutan semestinya, anak-anak katak tidak akan bertahan hidup dan jenis ini akan
menghadapi kepunahan.
Oleh
karena itu, sistem ini tidak dapat berkembang dengan bertahap sebagaimana yang
dikemukakan teori evolusi. Katak paling pertama dari jenis Rheobatrachus
silus muncul dengan sistem yang sempurna seutuhnya. Semua makhluk yang
dijelaskan dalam buku ini membuktikan kenyataan yang sama: terdapat rancangan
yang unggul dalam penciptaan yang meliputi seluruh alam. Allah telah
menciptakan semua makhluk hidup dengan kerumitan yang tak tersederhanakan, melalui
ini kekuatan dan pengetahuan-Nya yang tak terbatas ditunjukkan kepada orang
yang menelitinya. Penciptaan Allah yang sempurna digambarkan sebagai berikut:
Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang
Mempunyai Nama-Nama yang Paling Baik, Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di
langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Surat
al-Hasyr: 24)
1 komentar:
kampus swasta terbaik 2017
kampus swasta terbaik dengan akreditasi bagus
kampus swasta terbaik dan termurah
kampus swasta terbaik di Indonesia
Posting Komentar