1. Jelaskan pengertian pembelajaran tematik dan pembelajaran
terpadu!
Sesuai dengan tahapan perkembangan
anak, karakteristik cara anak belajar,
konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran
bagi anak kelas awal SD sebaiknya dilakukan dengan Pembelajaran tematik.
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan
(Poerwadarminta, 1983).
Konsep pembelajaran terpadu
merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan di semua
jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD/MI) sampai dengan
Sekolah Menengah Atas (SMA/MA). Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya
merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara
individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta
prinsip secara holistik dan otentik. Pembelajaran terpadu menekankan pada
pembelajaran yang menyatukan tinjauan terhadap suatu topik/ tema/ bahan kajian
dari berbagai sudut pandang keilmuan.
![]() |
2.
Jelaskan manfaat penggunaan tema dalam pembelajaran!
Dengan
tema diharapkan akan memberikan banyak
keuntungan, di antaranya:
1) Siswa
mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu,
2) Siswa
mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar
matapelajaran dalam tema yang sama;
3) pemahaman
terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;
4) kompetensi
dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain
dengan pengalaman pribadi siswa;
5) Siswa
mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam
konteks tema yang jelas;
6) Siswa
lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk
mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari
matapelajaran lain;
7) guru
dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan
diberikan dalam dua atau tiga pertemuan,
waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan,
atau pengayaan.
![]() |
3.
Jelaskan landasan-landasan pembelajaran tematik!
Landasan
filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga
aliran filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3)
humanisme. Aliran progresivisme
memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah
kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa. Aliran konstruktivisme melihat
pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam
pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau
bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi
dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat
ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus
diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang
sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan
siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam
perkembangan pengetahuannya. Aliran humanisme melihat siswa dari
segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.
Landasan
psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan
psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi
perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran
tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya
sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan
kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut
disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.
Landasan yuridis dalam
pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang
mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis
tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan
bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan
bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya
(Bab V Pasal 1-b).
4.
Jelaskan karakteristik pembelajaran tematik!
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar,
pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1.
Berpusat
pada siswa
Pembelajaran
tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan
pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek
belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu
memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
2.
Memberikan
pengalaman langsung
Pembelajaran
tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences).
Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata
(konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3.
Pemisahan
matapelajaran tidak begitu jelas
Dalam
pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas.
Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat
berkaitan dengan kehidupan siswa.
4.
Menyajikan
konsep dari berbagai matapelajaran
Pembelajaran
tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu
proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu memahami konsep-konsep
tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5.
Bersifat
fleksibel
Pembelajaran
tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari
satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya
dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
6.
Hasil
pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
Siswa diberi
kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat
dan kebutuhannya.
7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan
![]() |
5.
Bagaimanakah cara menentukan tema dalam pembelajaran
tematik?
Dalam memilih atau menetapkan tema-tema yang ada dalam 1
semester guru dapat melakukan dengan cara:
1.
mempelajari SK dan KD dalam tiap pelajaran untuk
menentukan tema yang sesuai.
2.
menetapkan tema-tema terlebih dahulu. Guru dapat
bekerjasama dengan siswa sehingga sesuai dengan karakteristik hal-hal yang
telah dikenal siswa atau sesuai dengan minat-kebutuhan siswa.
3.
melakukan judgment/ menetapkan dengan dasar-dasar
tertentu, bahwa siswa mengenal objek mulai dari lingkungan terdekat
hingga terjauh, mulai dari yang nyata ke konkrit, mudah ke sulit,dan mulai dari
sederhana ke kompleks.
6.
Jelaskan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran
tematik!
1. Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan
Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana
awal pembelajaran untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya agar mampu
mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk
pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman
anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat
dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi
2. Kegiatan
Inti
Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan
yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian
bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat
dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan.
3. Kegiatan
Penutup/ Akhir dan Tindak Lanjut
Sifat
dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan kelas. Beberapa contoh kegiatan
akhir/penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil
pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku,
pantomim, pesan-pesan moral, musik/apresiasi musik.
8.
Bagaimanakah penilaian
dalam pembelajaran tematik?
Prinsip penilaian:
1. Penilaian siswa kelas 1 tidak ditekankan pada penilaian secara tertulis,
karena siswa SD/ MI kelas belum lancar membaca dan menulis.
2. Kemampuan membaca, menulis dan berhitung
merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik kelas 1 dan
2. Oleh karena itu, penguasaan terhadap ke tiga kemampuan tersebut adalah prasyarat
untuk kenaikan kelas.
3. Penilaian tetap mengacu pada
indikator dari masing-masing kompetensi dasar dari tiap mata pelajaran.
4. Penilaian dilakukan di semua
tahap kegiatan pembelajaran (pembukaan, kegiatan inti, dan penutup).
5. Semua hasil pekerjaan siswa,
seperti: kebenaran menulis, penggunaan tanda baca, keindahan tulisan,
menggambar, kebersihan menulis huruf/ angka, dan lain-lain digunakan sebagai
pertimbangan dalam memberikan hasil penilaian.
Tekhnik Penilaian:
Tekhnik
penilaian dalam pembelajaran tematik dapat berbentuk tes dan non tes. Tekhnik
tes digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Bentuk tes yang sering digunakan adalah tes tertulis
yang digunakan untuk menilai kemampuan menulis siswa, khususnya untuk
mengetahui tentang penggunaan tanda
baca, ejaan, kata atau angka. Bentuk tes tertulis yang lain (tes esai, tes
pilihan ganda, melengkapi, dan menjodohkan) diberikan bila guru memandang siswa
siap menerima. Tes lisan, tes perbuatan, dan portofolio dapat dilakukan
disesuaikan dengan keadaan siswa dan karakteristik materi. Tekhnik non tes untuk menilai sikap, minat,
dan kepribadian siswa. Untuk keperluan mendapatkan informasi ini antara lain
digunakan wawancara, angket, observasi, dan catatan harian perkembangan siswa.
Dalam kegiatan pembelajaran di kelas awal penilaian yang lebih banyak digunakan
adalah melalui pemberian tugas dan portofolio. Guru menilai anak melalui pengamatan yang lalu dicatat pada sebuah buku
bantu.
Aspek Penilaian:
Penilaian
pada pembelajaran tematik dilakukan sesuai dengan jumlah mata pelajaran yang
dipadukan. Bila terdapat 4 mata pelajaran yang dipadukan berarti guru memiliki
4 hasil penilaian. Masing-masing hasil penilaian tersebut berasal dari
pencapaian kompetensi dasar melalui indikator-indikator masing-masing mata
pelajaran.
0 komentar:
Posting Komentar